Tahun 2019, Indonesia akan menyelenggarakan hajatan besar demokrasi 5 tahun sekali yaitu Pemilihan Umum ( Pemilu )
Pada Pemilu tahun ini warga negara Indonesia secara serentak memilih Presiden,Wakil Presiden dan anggota legislatif secara bersamaan. Tantangan untuk pemerintah untuk suskes menyelenggarakan Pemilu dengan jujur,langsung,umum,bebas dan rahasia.
Sebagai warga negara yang baik, sejak pertama saya boleh ikut Pemilu tidak pernah saya sekalipun golput atau tidak memilih. Walaupun tidak tahu banyak tentang politik tapi saya mengamati berita politik dari televisi dan koran. Nah, sekarang diera sosial media saya mengikuti berita politik selain dari televisi juga media sosial, baik itu twitter,facebook, atau web berita online.
Sampai suatu ketika datang tawaran untuk menjadi salah satu calon legislatif perempuan dari partai baru PSI.
Kesempatan mungkin datang cuma satu kali dan saya kira tidak ada salahnya saya mencoba. Mencoba hal baru, dunia politik praktis. Yang katanya politik itu sadis.Well, mari kita buktikan. Apakah benar politik itu sadis?
PSI adalah partai baru, dengan sasaran anak muda usia produktif.Tagline yang ditawarkanpun idealis ,Anti Korupsi,Anti Intoleransi.
Ditengah banyak berita para politisi tertangkap KPK karena korupsi dan isu-isu intoleransi yang melanda negeri ini. Ada rumah ibadah dibakar,ditutup,pemaksaan menggunakan atribut keagamaan,dan lain-lainnya.
PSI hadir sebagai partai yang ingin memulai parlemen yang bersih dan menularkan nilai-nilai baik dari keberagaman.
